Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MANDAR

  



Burung Bayan (Nuri bayan) dalam bahasa Biak disebut Mandar. Burung Mandar terdiri dari dua macam yang dibedakan berdasarkan warna. Mandar berwarna hijau yang merupakan warna dominan dari burung tersebut dan mandar berwarna merah yang berbeda dengan Aweko (Manwaref) kakatua putih. 

Dalam bahasa Melayu Papua orang Biak sering menyebutnya Kakatua Merah (Kakatua Hijau). Jarang menyebutnya bayan. Burung ini bagi para petani orang Biak Numfor merupakan ancaman bagi pertanian mereka. Sebab burung ini akan selalu memakan tumbuhan biji-bijian seperti tanaman kacang hijau, pokem, jagung, dan jenis tumbuhan lainnya. 

Di tanah Papua khususnya wilayah Biak, Supiori dan Numfor, Mandar masih dapat ditemukan. Sejak lampau orang Biak telah memberikan nama-nama setiap jenis burung bahkan masih dalam satu keluarga yang sama memiliki jenis nama yang berbeda. 

Mengapa dinamakan Mandar?

Burung ini dinamakan Mandar karena sesuai karakter burung tersebut. Secara etimologis Mandar terdiri dari dua suku kata yaitu Man: burung, dan Dar: teriak, berteriak. Jadi, Mandar berarti burung yang suka berteriak. Sifat atau cirikhasnya adalah suka teriak-teriak. 

Burung Mandar yang didokumentasi pada tahun 1932 oleh Hartert di kepulauan Biak menggunakan nama ilmiah Eclectus Roratus Biaki. Nama Biaki diambil dari nama pulau Biak. Burung Mandar ini mendiami pulau Biak. 

Apakah Burung Mandar pada zaman dulu di perdagangkan orang Biak?

Orang Biak sejak dulu sudah mengenal dunia perdagangan. Sampai saat ini penulis belum mendapati literatur tentang penjualan burung ini oleh suku Biak di jaman dulu. Meski demikian, ada informasi lisan yang mengatakan bahwa burung ini juga dulu diperdagangkan. Sebagaimana dalam literatur maupun buku-buku bahwa burung Cenderawasih (Manbesak), Kasuari (Manswar), Manbruk, dan beberapa jenis lainnya merupakan komoditi ekspor yang diperdagangkan. 


Ilustrasi burung Mandar, 2023 by Ukur




Menurut catatan abad ke-8 bahwa burung Mandar, Aweko pernah dikirim ke kaisar Tiongkok sebagai upeti. Nah, burung-burung ini berasal dari Papua namun tidak diketahui siapakah/masyarakat manakah yang memperdagangkannya. 

Posting Komentar untuk "MANDAR"